Buset! Pelaku Pencabulan di Jambi, Yunita Sari Memiliki Kelainan Seksual, Suami Hampir Tiap Hari Diminta

SALURAN MEDIA - Polresta Jambi mengungkapkan fakta baru terkait dengan kasus pencabulan yang melibatkan seorang perempuan bernama Yunita Sari.

Ternyata, Yunita Sari memiliki kelainan seksual atau hiperseks. Hal ini diungkapkan oleh Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi pada Jumat (10/3/2023).

Menurut Eko, kelainan seksual yang dimiliki oleh Yunita Sari membuatnya memiliki libido yang tinggi.

Baca Juga: Siapa Itu Sudarman Harja Saputra? Berikut Profil Kepala BPN Jakarta Timur yang Menjadi Incaran Netizen

Hal itu juga didukung oleh keterangan dari suaminya, yang mengaku sering diajak untuk berhubungan badan oleh Yunita Sari.

Bahkan, menurut Eko, Yunita Sari hampir setiap hari meminta suaminya untuk melakukan hubungan intim.

Hal ini terjadi di luar konteks penyidikan, namun hal ini menjadi salah satu fakta baru dalam kasus ini.

Baca Juga: Naas! Banjir Bandang di Lahat, Sumatera Selatan Ternyata Rendam hingga 6 Kecamatan dan 3 Desa

Selain itu, terkait dengan luka cakar di tubuh Yunita Sari yang diyakini sebagai akibat pemerkosaan, Eko menjelaskan bahwa luka tersebut sebenarnya dibuat sendiri oleh Yunita. Hal ini berdasarkan keterangan dari dokter forensik yang memeriksanya.

Eko juga menegaskan bahwa semua fakta yang diungkapkan merupakan hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Hal ini dilakukan untuk mengungkap kebenaran dalam kasus ini.

Dalam kasus ini, Yunita telah melakukan pencabulan terhadap 17 anak di Jambi. Ia ditangkap oleh pihak kepolisian pada awal Maret 2023 dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus ini telah mengejutkan masyarakat Jambi dan Indonesia pada umumnya.

Banyak yang merasa prihatin dengan kasus ini dan meminta pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini dengan tegas.

Dalam hal ini, Kapolresta Jambi Eko Wahyudi telah menegaskan bahwa pihak kepolisian akan bekerja keras untuk mengungkap kebenaran dalam kasus ini.

Pihak kepolisian juga akan melakukan tindakan yang tegas terhadap pelaku agar kasus ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Kasus ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kejahatan seksual, terutama terhadap anak-anak.

Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa yang akan datang.***